Kamis, 5 Desember 2024 - Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga kelestarian lingkungan, Desa Petangis memanfaatkan dana karbon untuk pengadaan sarana dan prasarana (sapras) pertanian.
Langkah ini menjadi bagian dari program nasional untuk mengurangi emisi karbon sekaligus memperkuat sektor pertanian desa.
Dalam program tersebut, petani di Desa Petangis mendapatkan bantuan berupa mesin perontok padi 2 unit, mesin penggilingan padi 2 unit, mesin penggilingan jagung 1 unit, modifator 2 unit, mesin potong rumput dorong 1 unit, mesin potong rumput gendong 3 unit, alat penanam jagung 2 unit, mesin steam cuci motor 1 unit, alkon 1 unit, selang sedot 20 meter, selang panjang 100 meter, dan selang semprot 100 meter.
Kepala Desa Petangis, Bapak Bustani Arifin, menyebutkan bahwa program ini merupakan angin segar bagi petani lokal. “Melalui dana karbon ini, kami tidak hanya mendukung produktivitas petani, tetapi juga membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim. Pertanian di Desa Petangis kini lebih modern, efisien, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sumber dana program ini berasal dari world bank berupa Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF) merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh Bank Dunia untuk mendukung upaya negara-negara berkembang dalam mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pengelolaan hutan yang lebih baik.
Desa Petangis terpilih karena komitmennya dalam menjaga kawasan hijau serta potensi besar di sektor pertanian. Petani didorong untuk menanam tanaman berakar kuat guna mencegah erosi dan menjaga kualitas tanah.
Dengan keberhasilan awal ini, Desa Petangis diharapkan menjadi percontohan nasional dalam implementasi dana karbon untuk pertanian berkelanjutan.
Pemerintah desa dan masyarakat optimistis bahwa program ini tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga mengubah wajah pertanian lokal menuju masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Penulis : PPID Desa Petangis